Masyarakat Ciburuy, Padalarang, Bandung Barat mempunyai cara tersendiri untuk merawat lingkungan, khususnya Situ Ciburuy. Dengan melepas ikan, menanam pohon, mereka juga merayakannya dengan berkesenian dan menunjukan kekayaan kuliner serta kerajinan lokal.
Layaknya situ atau danau lainnya di wilayah Indonesia, khususnya yang berada dekat perkotaan, Situ Ciburuy pun tercemar dengan limbah industri dan rumah tangga sekitarnya. Termasuk dengan ekspansi pedagang yang mendirikan warung pada bantarannya. Situ Ciburuy memang masih menjadi primadona kala itu. Namun karena banyaknya limbah dan warung yang merusak tatanan artistik juga cara berjualan agak nakal membuat banyak pengunjung enggan menyambangi Situ yang terletak di Kabupaten Bandung Barat tersebut.
Budaya Ngalokat Cai, Ngalokat Diri Situ Ciburuy
Menyadari hal tersebut, di 2003, pemuda dan tokoh masyarakat Ciburuy membentuk wadah Asosiasi Peduli Ciburuy (Aspec) yang kemudian berganti nama menjadi Paguyuban Pangheuyeuk Raksa Situ Ciburuy (Paparasi) yang tujuannya untuk menyelamatkan dan mengembalikan keasrian Ciburuy. Paparasi lantas menjalin kerjasama Paguyuban Seniman dan Budayawan (Pasebban) Kabupaten Bandung menyelenggarakan perhelatan budaya yang bertema ‘Ngalokat Cai, Ngalokat Diri’ (Membersihkan air dan membersihkan diri) di Situ Ciburuy untuk pertama kalinya.
Tak disangka, pagelaran itu direspon dengan sangat baik oleh Disbudpar Provinsi Jawa Barat dan Kabupaten Bandung. Hingga kini, pagelaran budaya itu telah lima kali digelar. Dan, gelaran Ngalokat Cai, Ngalokat Diri pun mulai menyentuh pemerintah pusat, provinsi dan Kabupaten.
Hasilnya, penataan, pembangunan dan revitalisasi Situ Ciburuy mulai dilakukan. Hal ini dimulai dengan pengerukan, penataan jongko (warung) serta pembangunan panggung pertunjukkan, pemagaran, pembuatan taman, gapura juga kantor Touris Information Centre (TIC) di sebelah timur lahan parkir kawasan Situ Ciburuy.
Pagelaran budaya Ngalokat Cai, Ngalokat Diri juga merupakan salah satu bentuk penghormatan kepada orangtua terdahulu Ciburuy yang sudah membuka ruang hidup dan publik, berupa telaga/ danau/ situ sebagai resapan air. Masyarakat setempat sangat meyakini, telaga/ danau/ situ Ciburuy selain sebagai wadah air, juga tempat mencari nafkah, media berekspresi bagi seniman.
Singkat kata, semua anak cucu Ciburuy harus bisa menikmati dan memanfaatkan Situ Ciburuy. Ujungnya apalagi kalau bukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan memanfaatkan Situ yang dibangun sejak jaman kolonial ini menjadi destinasi wisata.
Melengkapi hajat ini berbagai kesenian tradisional khas masyarakat Situ Ciburuy, seperti arak-arakan (helaran)-pawai delman, pintonan ibing ketuk tilu, jaipongan, ibing klasik dan musik awi digelar. Termasuk calung grup gumasep, pojok si cepot, ki daus, pantomim septian, dialog menyatukan hati, menyatukan diri, penanaman pohon dan ikan, pameran kuliner, batu akik, patung boneks, kerajinan, baju payet dan sebagainya.
Menurut Nana Munajat S.Sen, tokoh Ciburuy yang juga penggagas Paparasi, pihaknya bermaksud mengangkat kembali pamor Situ Ciburuy yang kian hari kian menurun melalui Ngalokat Cai, Ngalokat Diri atau yang dikenal dengan Hajat Situ Ciburuy. “Kami ingin mengangkat kembali komara Situ Ciburuy, seperti sediakala saat zaman Kolonial,” cetusnya. Untuk mewujudkan hal tersebut keterlibatan pemerintah pusat, provinsi maupun kabupaten pun menjadi penting.
Upaya menjadikan Situ Ciburuy sebagai tujuan wisata memang sejalan dengan niat pemerintah. Pemkab Bandung Barat misalnya menginginkan pengelolaan Situ Ciburuy secara menyeluruh guna meningkatkan pendapatan asli daerah dari sektor pariwisata. Ini disebabkan PAD yang diperoleh dari objek wisata yang terletak di Desa Ciburuy, Kecamatan Padalarang, itu masih belum optimal.
Pihak Pemkab menginginkan pengelolaan air dan kepemilikan lahan di Situ Ciburuy diambil alih. Dengan demikian, Pemkab Bandung Barat bisa melakukan berbagai program. Agar Situ Ciburuy bisa menjadi objek wisata yang menarik, menurut Wabup, diperlukan anggaran yang cukup besar. Mulai dari penataan, pengelolaan hingga promosi pemasaran.
Budaya Ngalokat Cai, Ngalokat Diri Situ Ciburuy