Pulau Nias menyimpan banyak cerita tentang budaya, alam, adat istiadat serta keunikan suku Nias yang menambah khazanah kebudayaan Indonesia. Salah satu nya adalah bahasa Nias adalah bahasa yang unik karena tidak ada bahasa utama dan beberapa huruf dalam alfabet tidak dalam bahasa Nias misalnya C, Q dan ada beberapa huruf dalam kosakata, itu tidak ada itulah keunikan suku Nias.
Salah satu tempat yang menarik adalah Gua Togi Ndrawa Di desa Lelewonu Nikootano yang memiliki lima lubang gua dengan satu lubang utama agar bisa dijelajahi hingga ke gua. Sayangnya banyak Stalaktit dan stalagmit yang rusak akibat ulah manusia. Padahal, itu menunggu ratusan hingga ribuan tahun agar terbentuk.
Di desa Tumori masih banyak rumah tradisional rumah lama komunitas Gunung Sitoli. Keberadaan rumah tempat tradisional di tempat ini jadi ada dua rumah tradisional ini berbeda dengan yang ada di Bawomataluo di Nias Selatan. Di desa Tumori di Gunung Sitoli kita bisa melihat dari bentuk rumah-rumah dan ini masih ditempati Yang membuatnya unik adalah ventilasinya terletak di atap.
Umumnya rumah dibangun dengan jenis kayu Simalambuo yang sangat keras Kayu simalambuo serta menggunakan kayu Mentawa sebagai pondasi. Uniknya penyangga rumah, berbentuk bengkok untuk menyesuaikan kekuatan konstruksi dan bisa bertahan selama ratusan tahun.
Di Nias Selatan terdapat Desa Bawomataluo yang merupakan desa tradisional yang mempesona menjulang tinggi di atas bukit menjadi warisan budaya dunia. Di desa ini memiliki keunikan budaya, arsitektur, dan atraksi lompat batu Nias atau Fahombo.
Tidak banyak desa tradisional yang masih berfungsi secara keseluruhan unit permukiman sampai abad modern ini, dan salah satu desa yang masih bertahan budayanya adalah desa Bawomataluo.
Pemandangan luar biasa ini memukau kebijaksanaan nenek moyang masyarakat Nias membangun peradaban di masa lalu. Peninggalan arkeologis dari masa lalu menghiasi rumah-rumah orang di desa ini melemparkan aura magis membuat mata terpana oleh keahlian artistik leluhur mereka
Di desa ini dari mereka deretan 137 rumah tradisional Omo Hada, khas Nias Selatan masih utuh, menjadi tempat komunitas dengan rumah besar Homosibua, rumah raja yang terletak di tengah bangunan, dibangun dengan kokoh yang disangkal oleh lebih dari 60 tiang kayu besar, konon berasal dari Pulau Tello dan pulau-pulau lainnya dengan hanyut sebelum diangkat ke atas bukit.
Rumah para bangsawan suku Nias cukup eksotis karena banyak dihiasi dengan ukiran dari zaman megalitikum. Selain itu ada banyak rahang babi yang memiliki umur panjang setidaknya tiga tahun yang ditempatkan untuk membuktikan kepada komunitas atau kepada keturunan berikutnya.
Jadi, jika babi itu masih sedikit, berarti itu belum disebut bangsawan? Jadi berapa babi jika disebut bangsawan? jika seorang bangsawan sejati memotong sekitar lima puluh hingga enam puluh babi, atau setidaknya dua belas babi.
Pemuda desa Bawomataluo melakukan Fahombo atau lompat batu sebagai simbol kematangan fisik dan jiwa selain menegakkan adat dan kebiasaan mereka. Sejak kecil mereka berlatih menggunakan bambu untuk membuat lompatan kecil kemudian terus naik. Ada level yang terus meningkat.
Budaya dan Keunikan Suku Nias